Wednesday, September 24, 2008

lanjutan

Krusialitas Otak Anak

Ilmuwan, dokter, dan sosiolog telah mendiskusikan bukti baru yang menunjukkan bahwa berbicara dengan bayi sebetulnya memiliki efek yang luar biasa terhadap perkembangan otak dan kemampuan untuk belajar.
Untuk itu, perpanjangan dukungan untuk para orangtua baru dan program kualitas kesehatan anak harus menjadi perhatian utama. Itu jika kita memang berniat untuk mendapatkan generasi yang lebih baik.
Studi-studi yang lama telah menekankan betapa pentingnya perawatan di masa awal kehidupan bayi untuk mempromosikan perkembangan kesehatan mereka. Tetapi banyak orang berpendapat bahwa otak sebetulnya telah ditentukan secara genetis ketika bayi itu lahir, dan yang paling diperlukan mereka pada bulan-bulan awal kehidupannya ialah kasih sayang. Akan tetapi, sebuah penelitian yang dilakukan pakar neurosains menunjukkan bahwa justru perawatan setelah kelahiran yang lebih berpengaruh ketimbang faktor genetika.
Mekanisme dari miliaran sel otak saling berhubungan dan berkembang menjadi sebuah jaringan yang membuat seorang anak menjadi cerdas, kreatif, dan adaptif. Dan kesemuanya itu tergantung dari bagaimana mereka dirawat di masa kecilnya.
Otak memang sesuatu yang mengagumkan. Pada awal perkembangannya, ia tumbuh dengan kecepatan yang mengagumkan. Ia berkembang dengan penambanhan 250 ribu neuron per menitnya.
Pada saat seorang bayi lahir, hampir semua neuronnya sudah lengkap. Dan pada usia 2 tahun, ukuran otak seorang bayi sebetulnya sudah 80 persen dari ukuran otak manusia dewasa. Bayi distimulasi oleh jangkauan penglihatan, sentuhan, dan penciuman. Tetapi penuturan dan kontak mata merupakan proses yang paling kompleks dalam perkembangan otak. Penuturan dan kemampuan bahasa tidak harus bersifat esoterik, atau dimengerti orang tertentu saja. Obrolan yang konstan dengan bayi dengan seorang dewasa yang menunjukkan perasaan kasihnya menjadi poin yang paling diperhitungkan. Hal itu berarti, anak-anak akan jauh lebih baik perkembangannya dengan seseorang yang verbal lagi sabar. Ini juga berarti beberapa orangtua akan membutuhkan bantuan yang lebih banyak untuk memahami proses terbangunannya pemikiran yang sehat, penuh rasa ingin tahu, dan aktif dari seorang anak, terutama sejak mereka lahir hingga mencapai usia 3 tahun.
Tindakan nyata yang sudah menjadi contoh umum ialah program nutrisi, imunisasi, dan kesehatan untuk membantu orangtua. Dan penyelenggaraan cuti hamil untuk para calon ibu. Selain itu, pengetahuan ibu akan perawatan anaknya sendiri juga memegang porsi yang tidak kecil.


Asupan Gizi

Sebuah penelitian di AS menyatakan, anak-anak usia sekolah dini yang ibu-ibunya mengkonsumsi ikan dengan kadar merkuri rendah di masa kehamilan mereka ternyata memiliki otak yang lebih cemerlang ketimbang rekan-rekan seumurannya.
Dalam uji verbal, visual, dan perkembangan motorik yang dilakukan ilmuwan, anak-anak itu memiliki proforma yang lebih baik. Ketika diteliti, ternyata asupan ikan yang potensial menjadikan anak cerdas harus dilakukan lebih dari 2 (dua) kali dalam seminggu, dan itupun dengan jenis ikan seperti tuna, salmon, dan sarden yang memang kaya akan omega-3 dan cenderung memiliki kandungan merkuri yang rendah.
Selain asupan gizi untuk bayi yang harus diperhatikan calon ibu, ada hal lain yang tidak kalah pentingnya, yakni pengkondisian berat badan, terutama bagi para ibu yang tergolong obesitas sebelum ia mengandung.
Penelitian yang dilakukan di California menunjukkan betapa ibu-ibu yang obes jauh sebelum mereka hamil, memiliki risiko yang tinggi untuk mendapatkan bayi dengan cacat di otak dan tulang punggung, terutama jika mereka cenderung bertambah beratnya di sekitar pinggang bukan di pinggul.
Kini semua orang harus mengerti dan paham bahwa seorang anak yang baru lahir ke dunia tidak hanya membutuhkan seseorang yang menjaganya tetapi juga seseorang yang memberinya fasilitas untuk sebuah hidup yang berkualitas. Setiap bentuk ketidakacuhan, apalagi ketidakacuhan oleh sebuah entitas bisa menjadi hal yang mematikan bagi bayi.

No comments: