Bulannya seribu bulan, yang bermakna suci, penuh berkah dan ma'firrah, saatnya mohon ampunan juga merenung. Kita diwajibkan untuk bisa menahan semua nafsu duniawi. Tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tapi lebih daripada itu. Momentum ramadhan bukan saja membawa berkah spiritual, melainkan juga memiliki kohesivitas sosial serta rejeki tahunan.
Sadarkah kita, bahwa 'kesempatan' ini harus dipergunakan dengan sebaik-baiknya, bukan hanya sekedar 'asal' melaksanakan atau 'asal' berbuat baik ataupun 'asal' bersedekah maupun berzakat. Bisakah kita masing-masing lebih memikirkan derajat ibadah yang dijalani dari tahun ke tahun, agar dapat lebih memiliki implikasi sosial yang berarti dalam perbaikan moralitas publik.
Berharap juga, bahwa ramadhan kali ini menjadi juga ajang penempaan diri menjadi seseorang yang lebih berperilaku jujur, adil, dan bertanggungjawab. Bukan hanya ajang mengejar setoran pahala atau mengurangi beban dosa.
Hidup ini singkat dan sementara, jika kita tidak banyak berbuat kebaikan maka hidup rasanya sia-sia. Mudahkah menjadi orang baik?... ketika dunia ini telah penuh dengan berbagai macam kejahatan. Dan orang tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana harta yang halal ataupun yang haram. Lupakah kita bahwa ada pengadilan yang seadil-adilnya di Akhirat nanti?... Saya memang tak sempurna, bahkan jauh dari sempurna, karena kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT, tapi paling tidak, saya berupaya untuk mendekati sempurna. Sebagai manusia biasa, rasanya saya ingin ramadhan ada disetiap bulan, agar bisa selalu introspeksi diri dan berbuat lebih baik lagi, terus dan terus... sehingga perdamaian yang sesungguhnya akan tercipta. Wah.. indahnya, tidak ada lagi orang yang saling menyakiti ...
Wednesday, September 24, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment