Kata orang2, rumahku itu unik alias antik.. (mungkin sama dengan penghuninya yang rada2 sok unik dan nyeni). Padahal tidak begitu luas, hanya lebih kurang 170 m2, terdiri dari 3 lantai tepatnya dua setengah lantai. Berdiri di sebuah komplek perumahan BTN tipe 36 di daerah Depok (singkatan dari Daerah Elite Pilihan Orang Kota..sedikit 'maksa'..).
Rumah ini dibeli dengan perjuangan yang sangat berat dan berarti.. Kenapa memilih Depok?..ya..karena itu tadi..daerah elite pilihan orang kota pokoknya berbagai pertimbangan sudah dirancang sebelum membelinya. Dan kenapa BTN?..ya..karena memang itu 'mampu'nya dulu.. (pokoknya harus menghibur diri saja). Karena tidak begitu luas dan di perumahan BTN, pastinya memerlukan banyak sekali perombakan alias renovasi kalau menginginkan suatu tempat yang nyaman, aman dan sesuai dengan keinginan kita.
Yang namanya rumah itukan kalau bisa mencerminkan karakter penghuninya sehingga rumah itu akan memancarkan 'aura'nya.. Lalu bagaimana kita bisa mewujudkan semua itu?... karena semuanya akan bisa kita capai dengan topangan macam2, dan yang terpenting adalah UANG, ditambah lagi keberanian untuk bereksperimen...
Setelah 12 tahun dihuni, barulah kami memutuskan untuk direnovasinya, meskipun waktu itu uang yang kami punya tidaklah seberapa kalau memang menginginkan membangun sebuah rumah 'idaman'. Bismilllahhirohmannirrohim..dimulailah pembangunannya...(dibeli thn 1989 dihuni thn 1990 lalu direnovasi thn 2002 dan dihuni kembali th 2004).
Seperti layaknya setiap orang/manusia, pastilah punya angan2 ataupun mimpi akan seperti apa rumah yang diinginkan?.. Menurut suami yang kepala keluarga, dia menginginkan sebuah rumah sebagai tempat tinggal yang bukan hanya nyaman, aman tapi juga berkarakter bukan sebuah rumah yang hanya berfungsi sebagai tempat berteduh. Istilah 'keren'nya dia ingin membangun 'a home' bukan 'a house' ...
Dalam proses pembangunannya, ide2 dan hal2 di luar perhitungan pastilah terjadi.. namanya juga membangun 'rumah impian', tapi tetap dengan semangat 'penuh' kami semua selalu antusias dalam melaluinya ... setelah 1 tahun berlalu dan rumah tetap belum 'kelihatan' alias belum selesai..saya dan anak2 mulai merasa 'down' .. karena mungkin belum juga bisa membayangkan akan seperti apa nantinya rumah ini. Tetapi suami sebagai kepala keluarga dan yang paling banyak menuangkan idenya serta bertanggungjawab untuk semuanya, tetap dengan semangat menggebu dan sekaligus antusias 'ingin' cepat-cepat dapat memberikan gambaran yang 'nyata' untuk keluarganya.
Pertengahan tahun 2004 tepatnya bulan Agustus, tanggal 14, finally, kami dapat boyong dan kembali menempatinya. Rumah ini sudah terlihat 'bentuk'nya. sebuah rumah yang mayoritas bangunannya terdiri dari kayu. Lantai 2 nya disangga oleh tiang dari kira2 13 pohon 'rasamala' dicampur dengan pohon kelapa, dan benar2 pohon utuh, dinding ruang lantai dua mayoritas dilapis oleh papan bekas peti kemas dan lantainya semua kayu. Yaitu balok kayu ukuran 4 X 8 cm yang diatur 'berdiri' bukan 'tidur' dijajarkan menutupi seluruh lantai 2. Sekeliling rumah tidak dibatasi oleh pagar, karena kami semua menginginkan banyaknya 'ruang' terbuka, juga disesuaikan dengan terbatasnya lahan yang ada supaya rumah terlihat lebih luas alias lapang.
Bisa dibayangkan 'unik' dan 'nyeni'nya.. setiap kamar diusahakan dibangun sesuai dengan karakter 'penghuni'nya. Semua yang masuk rumah ini kesannya pasti 'homy' sekaligus 'akrab'.
Meskipun belum 'benar-benar' rampung, tetapi rumah ini sudah berkesan dan sangat berkarakter. Begitupun dengan kehidupan ini..kita tetap selalu akan berproses terus, terus dan terus yang akan kami cerminkan dalam bangunan rumah ini.
Penghargaan, apresiasi dan pujian saya dan anak2 untuk jerih payah 'bapak' dalam mewujudkan semuanya. Seperti juga bangunan 'Taj Mahal' di India, saya berharap rumah kami ini merupakan lambang cinta kasih dan apresiasi 'bapak' terhadap saya dan anak2 serta keluarga. Semua proses dan jerih payah ini akan selalu kita kenang bersama selamanya. Terimakasih Bapak... cinta dan kasih saya dan anak2 selalu menyertaimu kemanapun...
Saturday, August 2, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment